My Best Fren 4ever

my new best fren.....................

sebener nya G tuch paling males kalo tulis menulis
but G coba aja kali ya
gak ada salah nya kan mencoba sesuatu yg baru
sapa tau G punya bakat terpendam dalam jurnalistik
555

who knows?

let's go girl....................

let's talk anything bout we

care love need and want

and share anything bout we

care love need and want

I'm
HENECIA
HOTTEST
SHINCHANG
and...

Selasa, 02 November 2010

Baek Seung Jo's Diary 14


Baek Seung Jo's Diary 14

 

Jangan pernah katakan padaku bahwa kau menyukai laki-laki lain selain aku!
Sekarang aku dapat berbicara apa yang ada di hatiku.
Mendengarkanmu mengatakan menyukai laki-laki lain padaku,
ini benar-benar membuat hatiku sedih dan menyakitkan.

Sekarang aku berharap kau menatapku,
ya kamu hanya dapat melihatku!
Ya aku berfikir seperti ini.

Aku memeluk kepalamu dan sekarang semua petualangan ini telah berakhir.
Perasaan yang selama ini berusaha aku tolak
benar-benar sudah menetap di dalam hatiku.
Perasaan apa yang harus aku lakukan padamu ini sudah tenang.
Hujan yang turun ketanah ini seperti bintang jatuh.
Terlihat seperti jutaan buntang.
Betapa indahnya~

"Hyung, Oh Ha Ni akan pindah!"
Kumohon jangan pergi kemanapun sekarang.
Karena aku menggenggam tangan Oh Ha Ni,
Karena aku tidak akan membiarkanmu pergi.

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan.
Aku akan menikahi Oh Ha Ni.
Aku meminta Izinmu Papa."
Papa Ha Ni terlihat kaget saat aku memanggilnya 'Papa'
matanya melebur dan benar-benar terkejut.
Ya benar, hati yang dingin ini tiba-tiba saja
meminta izin untuk menikahi seseorang.
Dan sepertinya suara kaget itu sudah mulai tenang.

"Apa kau tulus dengan hal ini?"
"Ya aku tulus. Seperti yang kau lihat,
tangan kami saling menggenggam dengan kuat.
Dan ini mewakili keputusanku. Jadi kumohon berikan izinmu."

"Kau tahu bahwa Ha Ni tidak dapat melakukan hal dengan benar."
"Ya aku tahu."

(Papa Ha Ni berkata dalam hati :
Saat pertama masuk sekolah, aku ingin membantu untuk mengepang rambutnya seperti anak-anak yang lainnya. Tetapi aku tidak dapat melakukannya karena tanganku terlalu kasar. Tapi bocah ini senang dengan kepangannya yang bengko, memutar dan dia bilang bahwa dia terlihat cantik. Seung Jo yah, teruslah mencintainya dan terus merawatnya atas nama aku.)

"Dia tidak cerdas, bahkan tidak pandai memasak!"

(Papa Ha Ni berkata dalam hati:
Ketika dia pergi berwisata, aku membuat kimbab untuknya. Teman-teman kelasnya memuji kimbap itu dan menyangka itu masakan Ibu Ha Ni. Ha Ni tidak mengatakan pada teman-temannya bahwa Ibunya sudah meninggal dan dia justru pulang ke rumah dan menangis.
Seung Jo yah, bisakah kau merawatnya seperti
Ibunya dan memberikan dia cinta lebih atas nama Ibunya?)

"Dia ceroboh dan terkadang mengalami banyak masalah."

(Papa Ha Ni berkata dalam hati:
Anak perempuan memiliki beberapa ketidaknyamanan untuk berbagi pada Papanya. Banyak hal terjadi sebelum aku datang untuk mengetahui hal itu. Karena itu aku selalu merasa bersalah pada Ha Ni.
Seung Jo, kumohon jagalah Ha Ni.
Maaf kau jatuh cinta pada Ha Ni yang tidak sempurna.
Tapi terima kasih banyak karena kau menerima kekurangan Ha Ni.)

Air mata Papa sungguh menyentuhku,
membuatuku merasakan kasih sayangnya.
Bertahan hidup sendirian dan menanggung beban berat
karena istrinya sudah meninggal sehingga dia jga bertanggung jawab untuk menjadi sosok Ibu yang membesarkan putrinya.
Dia selalu khawatir tidak dapat melakukan yang terbaik, seluruh
emosi dan perasaan itu dapat aku rasakan saat dia berkata....

"Meskipun dia begitu, dia sangat ceria dan sangat pandai melakukan hal yang benar. Dia memiliki sisi yang manis.
Aku memberikan izin karena Ha Ni sangat menyukaimu."


Terima kasih telah mengizinkan kami bersama.
Mungkin kelihatannya Ha Ni hanya memiliki sedikit kemampuan, tapi justru kemampuan dia adalah kekuranganku.
Oleh karena itu Ha Ni adalah yang memiliki
kekuranganku dan bagiku dia bernilai 100.

Jadi aku akan melakukan yang terbaik.
Walaupun aku tidak tahu apakah kekurangan dari Papa sepertimu, tapi aku akan memberikan dia segalanya dan mencintainya.
Terima kasih sekali lagi untuk mempercayakan Ha Ni padaku.

 
"Ha Ni, ini sungguh bagus...sungguh sangat bagus.
Seung Jo kenapa kau terlihat begitu keren sekali."
Ibu memang benar, dia selalu bisa mengatakan
kebohongan yang keluar dari mulutku.
Dan dia selalu bisa menge
rti kata orang lain
melalui pemikirannya sendiri.
Semua ini karenamu dan Ibu.
Aku selalu tidak dapat dengan muda
h
memperlihatkan hatiku ini pada orang lain.

Ibu kau selalu mengangguku.
Tapi hari ini aku akan memaafkanmu dalam segala hal.
Karenamulah Ibu, aku dapat berkenalan dengan Ha Ni.
Dan karenamu juga aku menyadari perasaanku
yang telah jatuh cinta pada Ha Ni.
Dan ingin mengenggam dengan sayang perasaannya.

 
Dengan hati-hati aku menyelimutimu dalam lenganku.

"Apa itu?"

Kau tetap tersenyum, senyummu seolah-olah
seperti cahaya yang menerangi hatiku.
Cintaku yang sehangat musim semi,
Apakah kau mencoba menghangatkan hatiku ini
tidak peduli kapan atau dimanapun?

"Apa?"
"Aku hanya khawatir jika kau pergi tidur maka besok pagi kau akan kembali menjadi Baek Seung Jo yang dingin."

"Lalu haruskah kita tidur bersama?"
Apakah kau ingin aku menunjuk
kannya...
Menunjuk
kan perasaanku sebenarnya?
Menunjuk
kan bahwa ini seperti mimpi yang tidak akan pernah terbangun.

"Aku tidak pernah membayangkan bahwa kau mencintaiku."
"Aku juga..."

Sebenarnya waktu kita sama-sama tidak menyadarinya,
cinta ini sudah mulai tumbu
h dan menghangat dalam hatiku.

Kau yang bodoh dan tidak mengerti cinta.
Aku yang bodoh dan tidak mengerti cinta.

Kata-kata yang kau katakan malam ini,
dan senyumanmu itu sudah menghangatkan hatiku.
Ini pertama kalinya aku menerima
dan mengakui perasaanku sebenarnya. Dan ini juga pertama kalinya aku bertemu cinta.
Tidak apa-apa, aku mengerti kegelisahanmu.
Semua ini terlalu tiba-tiba.
Aku bersikap dingin hingga kemarin dan hari ini aku tiba-tiba mengatakan menyukaimu.

Tapi kau ini bodoh! Kau selalu diam-diam menatapku,
diam-diam membuang rasa percaya
dirimu itu,
Bukalah matamu dan lihatlah aku!
Aku pikir kau dapat merasakannya.
Kau akan menyadarinya,
kau akan menyadari bahwa aku melakukan semua yang kau inginkan
dan aku sedang berusaha sek
uatku untuk mengisi kekosongan hatimu.
Bodoh, walaupun aku juga tersenyum sepertimu,

Terima kasih cinta.
Terima kasih untuk menungguku lama.
Terima kasih untuk tidak menyerah.

Terima kasih Yoon Hae Ra. Aku tidak dapat meminta maaf
karena aku tau bahwa kau denganku ini memiliki kesamaan.
Kesamaan kita ini membuatku nyaman.
Tapi perasaan nyaman ini tidak cukup untuk
mengisi sesuatu yang hilang dalam hidupku.
Aku telah mengatakan pada diriku sendiri
bahwa aku merasa nyaman saat bersamamu.
Tapi kapanpun aku melihatmu, ini seperti melihat diriku di cermin.
Semua yang dapat aku rasakan adalah
pecahan kaca dingin saat menyentuhnya dengan tangan
Maaf Bong Joon Gu.
Aku tahu seberapa besar usahamu untuk hubungan ini.
Namun, aku tidak dapat membiarkan Ha Ni
pergi.
Dia membuatku marah, membuatku tersenyum, dan juga membuatku panik, dia kadang membuatku kehilangan akal pikiranku.
Tapi karena hal ini lah aku merasa benar-benar hidup.

Perasaan ini mungkin mudah untuk orang lain.
Tapi bagiku perasaan itu terkubur dalam dalam hatiku dalam kedalaman yang bahkan aku pun tidak mengetahuinya.
Namun Ha Ni datang dan membangkitkan kembali perasaan ini.

Mengambil atau merebut Ha Ni yang berharga darimu,
aku benar-benar meminta maaf.
Aku berjanji akan menjaganya atas namamu.
"Apa yang harus kulakukan, nilaiku sungguh buruk. Aku benar-benar terlihat seperti orang yang bukan tipe belajar, haruskah aku meyerah?"
Melihat wajahmu yang muram dan dia mengatakan bahwa dia tidak ingin belajar lagi, itu membuatku benar-benar merasa sedikit kecewa.

"Bagaimana saat semuanya belajar dengan serius hingga gila untuk mendapatkan nilai yang baik sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan yang mereka inginkan? Apa yang akan kau lakukan ?
Pernahkah kau memikirkan karir masa depanmu?
Kau tidak pernah memikirkan hal itu , itulah sebabnya perhitunganmu salah dan nilaimu tidak bertambah!"

Apa yang terjadi dengan bocah ini hari ini?
Dia yang selalu melakukan yang terbaik dalam segala hal,
kemana perginya bocah itu?

"Jadi...karena ini kau ingin berhenti belajar?
Jika kau tidak memiliki ketekunan, maka apa yang kau punya?
Lalu...kau tidak memiliki pesona apapun juga."

Sebenarnya semua yang aku katakan ini
untuk membangkitkan semangatmu, berus
ahalah lebih keras!!

Dan kamu justru berkata, "Aku mungkin akan pergi ke laki-laki lain saja"

Apa? Laki-laki lain?
Bukankah aku sudah katakan padamu untuk tidak membicarakan laki-laki lain?
Apa kau melupakan hal itu?

Aku merasa marah, "Apa kau memiliki keberanian?
Pergi pada Bong Joon Gu atau Senior Kyung Soo?"

Jika kau bisa jatuh cinta pada laki-laki lain,
apakah kita bisa memiliki kemajuan hingga hari ini?
Bukankah ini semua karena kau dan aku saling menatap mata satu sama lain
hingga kita berhasil menuju kemajuan hingga saat ini.
Berhasil melewati semua ini dan akhirnya berhasil hingga sejauh ini.
Tapi kau justru mengatakan hal yang begitu mudah!

"Lakukanlah yang kau inginkan!"
Aku berkata dengan dingin dan tentu saja itu kebalikan dari yang aku rasakan.
Setelah mengatakan kalimat itu aku pun pergi.
Pada akhirnya Ha Ni tidak kembali ke rumah kemarin.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kau mencintai seseorang maka setidaknya kau harus menyerahkan separuh dari hid
upmu untuknya.
Tapi aku terlalu egois dan mengatakan hal yang berbeda.

Mengapa di depanmu aku sel
alu tidak bisa mengatakan kata-kata yang baik untuk mengatakan isi pikiranku sebenarnya?
Menyesal dan mengkhawatirkanmu membuatku kebingungan.
Aku yakin ini akan baik-baik saja, kau memiliki teman yang selalu ada disisimu dan selalu mendukungmu.
Ya kau pasti pergi ke rumah salah satu temanmu untuk tinggal.
Ya seharusnya seperti itu...aku hanya dapat membuatmu nyaman hatiku yang mera
na ini.

Kau tidak menelfonku dan aku juga tidak dapat menelfonmu
Aku hanya dapat menatap telfon.
Membayangkan kau yang kedinginan dan sendirian di suatu tempat.
Pikiranku ini terus muncul, karena itulah aku terus menatap jendela.
"Ini karenamu tidak mencari Ha Ni,
maka aku akan pergi meninggalkan rumah juga!"
"Tapi ini sudah terjadi. Biarkan aku dan dia yang
menyelesaikan masalah ini. Ini yang terbaik untuk Ha Ni."
"Tapi apa kau tau? Hati manusia ini bukanlah
seperti pertanyaan matematika yang memiliki jawaban.
Ya walaupun aku juga tidak mengetahui jawaban yang benar."

Ya Ibu. Aku tidak mengetahui jawaban yang benar.
dan aku pikir Ha Ni juga tidak mengetahui jawaban yang benar.
Itulah sebabnya dia pergi seperti ini.

Namun demikian...Haruskah kita menemukan jawabannya pada diri kita sendiri?
Jika kita ingin mengetahui jawabannya maka kita harus berusaha.
Tidak peduli seberapa sulit hal ini, kita tidak boleh menyerah.
Tidak peduli seberapa lelah, kita tidak boleh menghindar.

Ini lah yang Ha Ni lakukan yang terbaik ini jasanya.
Akhir-akhir ini Ha Ni jadi tergantung padaku
dan ini membuatku mengkhawatirkannya.
Aku berharap tidak melakukan kesalahan
dan dapat maju bersama dengannya.

Aku pikir jika aku menunggunya lebih lama
maka aku akan mendapatkan jawabannya.
Kita tidak harus berada dalam situasi yang
membuatku kuat sementara kau menjadi lemah.
Kita harus saling melengkapi dan memberikan semangat.

Jadi kumohon Ha Ni, kumohon bertahanlah,
kumohon cintailah dirimu, kumohon lebih m
andirilah!

crezd zola

 
 
 
 


Baek Seung Jo's Diary 13


Baek Seung Jo's Diary 13

 

Hae Ra mengatakan untuk mencoba dan mulai berpacaran?
Memulai?
Berbicara mengenai memulai...
Menurutku...Apakah aku mampu memulai hal baru dengan orang lain?
Hatiku ini sudah benar-benar di tempati oleh seseorang.
Aku hanya meminta sebuah tempat kecil, lalu kemudian aku tidak akan meminta sesuatu hal lainnya lagi.

Tapi baiklah...
Aku akan bersikap bodoh dan kau dapat menempel padaku hingga akhir.

Gaji karyawan bulan ini juga di gunakan untuk
pembayaran perkembangan mainan.
Sekarang aku menyadari betapa sulitnya hidup di dunia ini.
Ini terlalu menyeramkan dan mengerikan...
Aku hanya bisa menutup kedua mataku ini.

Kenapa kau tidak kembali ke kamarmu untuk menangis?
Suara lembut tangisanmu itu terdengar hingga kamarku.
Mendengar suara tangisanmu itu membuat hatiku pedih.
Seolah-olah hati ini tercabik-cabik menjadi potongan kecil.
Melakukan hal yang membuatmu membenciku ini...
Ini juga cukup menyakiti hatiku, seperti akan mati.
Namun...Kenapa kau tetap menangis begitu sedih?

Apa yang kau ingin aku lakukan?
Aku tidak dapat menangis sepertimu.
Aku juga tidak dapat marah sepertimu,
karena semuanya ini adalah pilihanku.
Aku hanya dapat membenci orang bodoh sepertiku ini.
Dan kemudian merasakan rasa sakit yang sama seperti
banyak duri yang menusuk seluruh tubuhku ini.
Apa yang dapat aku lakukan....

Menerima pesan, "Tidak peduli seberapa sibuk dirimu, jangan lupa makan! Berakting seperti pacarmu. Hae Ra."
Tapi justru hal ini membuatku memikirkan dirimu....
Kamu selalu berharap aku akan
memperkenalkan kau sebagai pacarku di depan orang lain.
Tapi...ketika aku memikirkan hal untuk melakukan apa yang kau inginkan...
Hal ini tiba-tiba membuatku membenci diriku sendiri.

Meskipun aku tidak dapat mengakui perasaanku padamu,
tapi aku dapat menyampaikan melalui pesan, benar bukan?

"Tidak hadir tanpa alasan. Gajimu akan di potong!"
Ya pesan itu memiliki arti sesungguhnya,
"Apa kau kurang sehat? Makanlah dengan baik dan jangan bersedih kembali."

"Dimana Oh Ha Ni?"
Sekarang setiap pagi aku bangun dan aku menyadari
bahwa semua hal yang aku inginkan adalah melihatmu!
Pergi berkencan? Kencan!
Aku hanya pergi kencan buta beberapa hari yang lalu
dan kini kau sudah pergi berkencan dengan seseorng?
Dengan siapa kali ini kau bergi berkencan?
Laki-laki yang memiliki selera unik.

Kenapa aku tidak pernah memikirkan fakta
bahwa Oh Ha Ni mungkin dapat berpaling.
Senyummu yang cerah...Hatimu yang baik...
Ternyata hal ini dapat di miliki oleh orang lain...

Kenapa?
Pada saat itu hatiku "BANG BANG!"
dan rasanya sangat sakit. Tiba-tiba ada angin yang
membuat lubang besar dengan nama Oh Ha Ni.

Tidak ada seorang pun yang bersiap-siap saat aku akan pergi,
dan juga tidak ada yang mengomel padaku dan berkata,
"Apa kau membawa dompetmu? Kunci rumah?"
Kau memasuki hidupku seperti ini dan kau meninggalkannya seperti ini?

"Kalian berdua benar-benar serasi."
Mengatakan kebalikan dari yang aku rasakan adalah
hal yang terbaik yang dapat aku lakukan untuk sekarang ini.
Ya melakukan hal yang terbaik, Memberi salam pada Oh Ha Ni.
Apakah aku tidak selalu melakukan hal ini?

Pikiranku terus memikirkan hal ini.
Tidak dapat mengerti dan mengetahui hatiku,
tidak dapat mengatakan hatiku padamu.

Melihatmu bersama Bong Joon Gu, aku tidak dapat terkejut.
Tidak peduli dengan seberapa besar perasaan marah di dalam diriku ini,
hingga rasanya aku ingin mematahkan
tangan yang terus mengenggam tanganmu itu.

Tapi untuk menyembunyikan perasaanku ini... Bagiku ini tidak mudah.


Aku seharusnya tidak pernah keluar dari pintu itu.
Tidak peduli seberapa bahagia yang kau katakan saat bersama Bong Joon Gu,
Tidak peduli seberapa besar aku ingin berteriak kencang
mengatakan bahwa aku menyukaimu!

Aku seharusnya tidak pernah membuka pintu itu.
Sekarang dengan memegang gagang pintu itu adalah satu-satunya harapanku.
Aku hanya dapat memastikan bahwa pintu itu terkunci erat.
Aku hanya dapat memastikan bahwa hatiku ini terkunci erat.

Seperti orang bodoh aku tidak mengetahui apa-apa dan terus melanjutkan hidup.
Ya menjadi orang yang tidak mengetahui dirimu dan melanjutkan hidup.

Walaupun sekarang aku sedang bersama dengan H
ae Ra,
tapi yang ada di mataku hanya ada kamu!
Tatapanmu saat sedang bercanda,
Tatapanmu saat sedang marah.
Semua itu seharusnya aku keluarkan dari pikiranku.

Waktu saat kita makan bersama,
Waktu saat kita belajar bersama dan tertidur,
Waktu saat kita menghabiskan malam bersama,
Waktu saat kita berbagi ciuman manis.

Ya bersikap aku sudah melupakan semuanya.
Walaupun kita saling berpapasan,
aku hanya bersikap sudah melupakanmu dan melanjutkan hidupku ini.
Ya seperti kejadian hari ini,
bahkan jika pikiranku mengenai dirimu tiba-tiba datang,
aku hanya dapat membiarkannya itu terjadi.

 
Hae Ra membuatku nyaman, dia cantik, langsing dan ramping,
bermain tennis dengan baik, dia cerdas
dan kita dapat berkomunikasi dengan baik.
Dan kami membaca banyak buku, ya segalanya akan membaik.

Eun Jo yah~
Biarkan saja ha
l ini terjadi.
Aku perlahan-lahan mungkin akan jatuh cinta pada H
ae Ra.
Bersikap seperti orang bodoh yang dapat melupakan semua ini dengan tiba-tiba.

Aku selama ini ragu tapi aku tetap memutuskan meninggalkan kamu.
Kamu lah yang meninggalkanku,
Kau yang tidak pernah bisa kembali tetap membuatku tidak dapat membantu.
Bahkan jika itu adalah suara angin, aku akan membayar perhatian untuk itu.

Berfikir bahwa kau mungkin akan kembali,
berada di jangkauan mataku...
Itu akan baik-baik saja dan memberikan aku waktu.
Ya aku dapat melupakanmu dan
jatuh cinta pada H
ae Ra.
Hanya menunggu waktu yang akan datang.

 
"Hari ini Ha Ni akan menjawab lamaran Bong Joon Gu!!"
Joo Ri dan Min Ah mengikutiku dari belakang,
dan mereka berbicara dalam volume
yang besar hingga aku dapat mendengarnya.

Aku benar-benar tidak mempercayai hal ini.
Ha Ni akan menikah?
Aku membayangkan Ha Ni akan tersenyum pada Bong Joon Gu,
mencium Bong Joon Gu.
Ini membuat hatiku meledak marah.

Aku akan segera kehilangan perasaan itu
dan meninggalkan rasa yang tidak dapat aku terima.
Mengapa aku merasa di tinggalkan?
Aku tidak pernah melakukan apapun untuknya, kenapa tidak pernah?
Bahkan kita tidak pernah tersenyum bersama dan membicarakan masa depan.

Bagaiman pun aku berharap kau akan ada di sisiku,
apa yang harus aku lakukan dengan sikap egois ku ini?

Jangan katakan padaku bahwa aku hanya bisa mengabaikan perasaan batin ini.
Aku merasa seperti tenggelam di lautan,
Aku tidak dapat bernafas dan aku terus berjuang.
Aku menutup mataku dan terus berjuang.

Akhirnya aku menyadari bahwa Oh Ha Ni itu seperti udara yang dapat membuatku bertahan hidup.
Hanya jika kau denganku maka aku dapat bernafas lega.
Apa yang harus kulakukan?

 
Baek Seung Jo, apa yang harus kau lakukan?
Hatiku bimbang...
 
Kenapa aku ada diini?
Apa ada sesuatu yang ingin aku katakan padanya?
Jika aku menunggu Hingga Ha Ni datang, lalu apa yang akan aku katakan?
Atau aku datang karena aku ingin memastikan sesuatu?
Atau karena aku ingin mendengar secara langsung dirinya yang menerima lamaran dari Bong Joon Gu?

Mununggumu yang berjalan di bawah hujan menuju arahku,
Menunggu dirimu yang seharusnya aku lepaskan,
Menunggu dirimu yang ingin aku genggam,
Menunggu dirimu yang aku ingin minta agar tidak pergi dariku.
 
"Apakah kau mencintai Bong Joon Gu?"
"Tentu aku menyukainya. Dia bahkan menyukai
ku hampir 4 tahun!"
Ha Ni mengatakan kata-kata yang seperti pisau membelah hatiku.
Melihat darahku yang keluar dari hati ini....
Akhirnya aku menyadari perasaanku!

"Jika seseorang mengatakan menyukaimu, apakah kau juga akan menyukainya?
Kau menyukaiku dan kau tidak akan bisa menyukai orang lain selain aku!
Apa aku salah hah?"
Aku berteriak seperti itu padamu.

Awalnya aku berfikir bahwa perasaan untuk Ha Ni ini akan mudah di lupakan.
Tapi hatiku yang egois ini sangat yakin
bahwa aku tidak dapat hidup tanpa Ha Ni.
Dan aku pun menyadari fakta lainnya...
Jika aku kehingan dia, aku akan hidup dalam penyesalan untuk seumur hidup.

"Ya kau benar! Aku hanya menyukaimu! Lalu apa yang harus aku lakukan? Kau bahkan tidak pernah menatapku sama sekali!"
Baiklah aku mendengar kalimat yang kau katakan itu sudah cukup.
Aku hanya perlu untuk mendengar bahwa kau menyukaiku...

Sama halnya dengan angin dalam hujan yang menyapu kasih sayangku padamu.
Tidak peduli berapa kali aku berteriak bahwa kau milikku.
Ini tidak cukup...
Aku mendekatimu dan bibirku menemukanmu...
Sejak kita berbagi ciuman untuk pertama kali,
aku tidak pernah melupakan perasaan bibirmu itu.
Bibir yang selalu memanggil namaku...
 
Lalu aku menyadari bahwa sejak aku bersumpah akan melupakanmu hingga sekarang ini, aku tidak akan pernah berhasil melupakanmu sama sekali.

Kau. Mirip dengan air hujan yang masuk kedalam tubuhku.
Merindukanmu seperti badai yang membawaku lebih dekat denganmu.
Mulai sekarang, aku tidak akan pernah membiarkan kau pergi kembali.
Aku tidak akan membawa diri ini untuk memasuki kegelapan neraka.

Aku tau hal ini akan terjadi,
Sejak hari itu, melihat kau bekerja keras dan
itu membuatku berfikir bahwa kau adalah tipe yang sangat special.

Sejak kau berteriak akan melupakanku, aku sangat marah.
Sejak di bangku taman dimana kau tertidur nyenyak...
Wajah cantik itu terlihat di wajahmu.


credz zola



 
 
 

Baek Seung Jo's Diary 12

credz zola

Baek Seung Jo's Diary 12

 

"Kau harus kembali ke rumah Seung Jo. Kau kan tau seberapa besar keinginanku agar kita semua hidup bersama dengan bahagia. Dan lebih baiklah pada Ha Ni. Dia menyangka bahwa kau pindah karenanya."
Ibu, kau selalu saja mengkhawatirkan Oh Ha Ni.
Tapi jangan khawatir.
Suatu hari nanti, Ha Ni akan menemukan jalannya.
Dia lebih kuat dari yang kau pikirkan.

"Aku akan menentukan apa yang ingin aku lakukan dalam hidupku. Aku tidak ingin kau yang selalu menentukan jalan hidupku. Kau bahkan tidak pernah menanyakan pendapatku mengenai keluarga Ha Ni yang kembali kemari...kau melakukan semua yang kau inginkan.
Jadi silahkan Ibu lakukan apa yang Ibu inginkan."

Ibu, kau membuat hidupku menjadi sulit.
Aku berharap kau akan berhenti mengontrol hidupku sesuai
dengan yang kau inginkan.
Walaupun kau mengatas namakan hal yang kau lakukan ini demi cinta....

Setelah kejadian kau memakaikan baju perempuan padaku, aku tidak memiliki teman. Semua orang menggangguku dan aku pun menjadi penyendiri.
Dan karena aku lebih pintar dari yang lainnya, aku pun semakin di ganggu.

Jadi suatu hari, aku kehilangan kata-kataku.
Bahkan jika aku mengatakan apa yang aku tau, dunia tidak mendengarkannya.
Sangat sulit untuk mengekspresikan perasaanku padamu Ibu. Kau Ibu yang menginginkan seorang anak perempuan dan melampiaskannya padaku.

Tapi sekarang, aku akan mencari jati diriku.
Dunia dimana aku dapat berdiri tanpa bantuan orang lain.
Dunia dimana tidak ada yang dapat mengaturku
dan aku dapat bertahan di jalanku sendiri.

Whooos~ seperti angin, Ha Ni pergi begitu saja.
Apakah dia marah padaku?
Karena aku tidak mengatakan bahwa dia pacarku?

Ini tetap sulit.
Mencoba menjelaskan dan memperlihatkan diriku di depan orang lain.
Aku tidak ingin membicarakan masalah kita di depan orang yang tidak mengenal kau dan aku secara baik.
Karena mereka akan memikirkan hal ini sesuai dengan yang mereka inginkan, Cerita seperti apa menurutmu yang mereka akan fikirkan hah?
Ini akan menyebar kemanapun... dan melukai perasaan orang lain.
Tapi kau menempati ruang di hatiku yang tidak dapat di masuki oleh orang lain.
Orang yang hanya aku dapat katakan mengenai pikiran ini berkeliaran pada....hanya satu orang yang menempati pikiran ini.
 
Itu kau, Oh Ha Ni.

 
Apa aku mengambil keputusan yang benar?
Apakah keputusanku untuk mengambil jurusan kedokteran ini adalah hal yang aku inginkan?
Bapaku, dia menginginkan agar aku mempelajari bisnisnya.
Ha Ni, dia menginginkan aku masuk jurusan kedokteran.
Aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan terpengaruh dengan apa yang orang tuaku inginkan. Tapi...Kenapa aku sangat terpengaruh dengan yang Ha Ni inginkan?

"Baek Seung Jo kau dapat melakukan segalanya. Jika kau menjadi dokter maka kau dapat menyembuhkan penyakit No Ri dan membantu orang di dunia ini."

Aku tidak dapat melupakan tatapanmu malam itu...
Matamu seolah berbinar saat mengatakan kata-kata itu padaku.

Mulai hari itu, secara diam-diam aku mulai belajar untuk jurusan kedokteran.
Dan mengejutkan, aku sangat menikmatinya.
Dan karena ini sedikit berbeda dari semua yang telah aku pelajari sebelumnya,
maka ini sangat menyenangkan untuk menjelajahinya.

Itu lah sebabnya mengapa aku memutuskan mengambil jalan ini.
 
Jalan yang kau bukakan untukku.
"Apa kau sedang memikirkan sesuatu? Aku dapat membantumu."
Jika hanya kau yang dapat membantuku...
Kau seharusnya melihat ekspresi wajahku yang suram dan mengikutiku kemari.
Karena antena hatimu selalu selalu fokus padaku, benar bukan?

Lalu, apakah aku harus memulai berkonsultasi dengan kau?
Temanku Oh Ha Ni!

"Aku...Aku akan mengambil jurusan kedokteran. Aku tidak tahu apakah ini hal yang baik untukku atau tidak. Tapi untuk pertama kalinya aku menikmati sesuatu yang aku lakukan."

Aku...melakukan apa yang kau inginkan. Apa kau ingat apa yang kau katakan?
Aku pikir kau akan senang...

Tapi ekspresi wajahmu sepertinya lupa dengan apa yang kau katakan.
Dasar Oh Ha Ni bodoh!

Semua yang kau katakan padaku memiliki arti untukku.
Aku mengingat semuanya...

Pekerjaan yang harus aku lakukan...
Bekerja di bidang yang aku sukai dan membantu orang lain.
Menjadi dokter dan menyembuhkan penyakit No Ri.
Hidupku berubah karena apa yang katakan,
Kau tiba-tiba memberikan arti penting hidupku.

Kau melamun dan menabrak bangku dengan sepedamu itu.

"Tentu kau adalah Oh Ha Ni yang ceroboh."
Kau terlihat murung saat mengatakan padaku bahwa semua temanmu sudah memutuskan apa yang akan mereka inginkan...ini membuatku ingin mendengar sedikit ceritamu seperti saat kau mendengarkan ceritaku beberapa hari yang lalu itu.
"Katakanlah! Aku akan mendengarkan apa mimpimu itu."
"Kau lihat....Kau dokter di sebuah desa kecil dan aku akan menjadi suster. Aku akan membantumu setiap saat dan bekerja keras. Menggendong bayi yang menangis dan malakukan hal lainnya."
"Tapi ada masalah dengan mimpi ini."
"Ya. Jika kau menjadi pilot maka aku akan menjadi pramugari. Jika kau menjadi pemain golf profesional maka aku akan menjadi caddy. Ini sangat sederhana dan berubah-ubah apa yang aku inginkan itu. Mimpiku selalu berkaitan denganmu Baek Seung Jo, aku tidak dapat berkerja jika sendiri."

Kau mengatakannya dengan penyesalan dan tersipu malu,
tapi sesungguhnya aku merasa senang.
Karena di rencana mimpimu itu...ada aku.

Tapi tingkatmu...Apakah mungkin kau masuk jurusan perawat?
"Impianmu cukup tinggi. Bekerja keraslah untuk mencapainya, Benar bukan?"
Aku menepuk pundak Ha Ni...

Cara kau melakukan hal itu padaku...
Ketika aku pergi untuk ujian.
Di mobil saat dalam perjalanan menuju pantai.
Saat kita mendapatkan boneka di mesin mainan.

Seperti itulah, kau selalu ada di pikiranku.
Jadi hari ini aku juga menepuk pundakmu.

Oh Ha Ni, berjuanglah~
Aku akan berharap dan berdoa agar kau dapat mencapai mimpimu.
Walaupun ini berat tapi kau adalah siput Nabi Nuh.
Aku akan menunggu. Hingga hari dimana kau dan aku bersama-sama menggunakan jas lab berwarna putih.
"Seung Jo yah! Kau memutuskan jurusanmu tanpa berkonsultasi denganku?"
Bapaku sangat marah.
Bapaku yang selama ini sedikit berbicara tiba-tiba saja marah besar.
"Aku ingin melanjutkan hidupku untuk sesuatu yang aku nikmati."
"Kau tidak akan melanjutkan bisnis ku?"
"Aku akan menjadi dokter dan aku tidak akan melanjutkan bisnismu!"
Tegas namun dingin. Ya aku membantah semua pendapat Bapaku itu.
Karena apa yang Bapaku rencanakan untukku bukanlah sesuatu hal yang benar-benar aku ingin lakukan.

Tapi aku menyesal. Tidak seharusnya aku berkata seperti itu pada Bapaku
Karena kata-kataku ini begitu dingin dan tegas.
Aku menyesal...
Kata-kata itu menikam diriku sendiri dan Bapaku.

Melihat Bapaku memegang dadanya dan tiba-tiba terjatuh.
Untuk pertama kalinya aku menyadari bahwa
suatu saat aku dapat kehilangan Bapaku.

Seseorang yang begitu baik,
Orang yang selalu tersenyum setiap dia melihat kami.
Orang yang selalu disisiku walaupun aku bertingkan begitu dingin.
Orang yang selalu melindungi kami.
Suatu saat akan datang hari dimana dia akan pergi dari sisi kita.

Ketakutan itu menyelimuti seluruh tubuhku.
Tumpukan berkas itu seperti gunung.
Bapaku selalu melakukan pekerjaan ini setiap hari.
Ya melakukan ini setiap hari tanpa kegagalan...

Bapaku yang selalu pulang terlambat setiap hari....
Kenapa aku tidak pernah memijat bahunya yang kelelahan?
Kau terlihat sungguh lelah.
'Apakah ada sesuatu yang dapat aku bantu?'
Kenapa aku tidak pernah dapat mengatakan hal itu padanya?
Mengapa aku tidak pernah berbicara dengan baik padanya?

Aku benar-benar laki-laki yang b
uruk...
Aku malu pada diriku sendiri...
Benar-benar...Apakah aku ini sungguh jenius?
Apa ini terjadi kembali?
Bertindak seperti pengantin baru!
Ini benar-benar kau Oh Ha Ni!

Meskipun dalam situasi seperti ini, kau masih dapat hidup dengan sukacita.
Terima kas
ih. Untuk membuatku tertawa.
Saat aku merasa bosan dengan pekerjaan di kantor,
setiap aku men
gingatmu maka aku akan tersenyum.
Setiap saat kepalaku sakit karena pekerjaan ini,
aku melihat ke jendela dan membayangkan dirimu yang bekerja keras melakukan pekerjaan rumah. Ya setiap membayangkan hal itu aku tersenyum.

Ini pasti sulit bagimu untuk memasak, mencuci pakaian,
membersihkan, dan tetap pergi ke kampus.
Meskipun ini bukan keahlianmu. Aku berterima kasih padamu.
Kau yang selalu melakukan segalanya dengan seluruh kemampuanmu
dan senyuman cerah di wajahmu itu.

Terkadang pikiran ini muncul di pikiranku,
Bagaimana jika aku menjadi suami? Dan kau menjadi istrinya?
Seperti apa nantinya? Apakah akan menyenangkan?
Tapi mungkin kita akan dapat mengatasi banyak situasi.
Ya ini lah situasi yang aku maksudkan...
Memakan talas yang tidak matang dengan baik.
Memakan kaldu yang begitu asin rasanya.
Aku pertama memakan talas dan ini rasnya seperti jahe,
Tapi lebih renyah dan rasanya tidak enak!

Tapi tetap aku harus memakannya.
Karena aku yakin kau pasti menderita sekali saat memasaknya.
Jika aku tidka memakannya,
Apakah kau akan kecewa?
Matamu mungkin akan terkulai sedih.

Seberapa banyak Eun Jo mengejekmu?
Aku terus mengkhawatirkanmu sekarang ini.

Setelah kau pergi saat itu, aku membantu pekerjaan rumah untuk sementara dan aku belajar banyak bahwa pekerjaan rumah bukanlah tugas yang mudah.
Aku merasa kehilanganmu.
Dan itu lah sebabnya bagiku kau itu sangat berharga.
 
Walaupun aku bilang akan makan di kantin saja, kau tetap memaksaku membawa bekal makan siang yang kau buat.
"Aku bangun pagi sekali demi membuat bekal ini..."
Bagaimana mungkin aku tidak menerimanya?
Aku tidak dapat menolak hatimu yang kau gunakan untuk membuat bekal ini.
Jadi dengan berhati-hati aku menerimanya.
Sekarang aku ingat bahwa tadi pagi aku mendengar suara berisik dari dapur.

 
Telur dadar berbentuk hati ini cukup bagus bentuknya...
Tapi apakah rasanya cukup enak?
A
ku bisa mengatakan bahwa kau menggunakan hatimu untuk membuat bekal ini, tapi justu ini membuatku semakin merasa tidak nyaman.

"Apakah pacarmu yang membuatkannya
untukmu?"
Itu adalah pertanyaan dari Manager.
Aku sendiri bingung kenapa aku tidak dapat mengatakan 'tidak'!
Sekarang, aku bahkan tidak bisa mengatakan 'tidak' pada orang lain.
Seberapa banyak jalan yang kau buat di dalam hatiku ini Oh Ha Ni?
Bong Jong Gu memberiku bekal makan siang buatannya
dan mengambil bekal makan siang buatan
Ha Ni untuk di makan oleh dia sendiri.

Bong Jong Gu.
Hari ini kau akan mengetahui Ha Ni yang sebenarnya.
Aku berharap dapat melihat ekspresimu begitu tau bahwa impianmu hancur. Aku berani berkata bahwa ini adalah hal yang cukup menyenangkan.
 
"Ini terlihat sepertinya Bapa akan melakukan operasi.
Aku pikir aku akan tetap berada di perusahaan untuk saat ini."
Kata-kata itu keluar dari mulutku.
Aku berharap bahwa itu bukan kata-kataku.
Tapi aku merasa begitu tidak berdaya,
mengenai kenyataan yang ada di hadapanku ini.

"Tapi bagaimana dengan keputusanmu untuk menjadi dokter?
Ini pertama kalinya kau ingin melakukan sesutu yang kau sukai.
Ini mimpimu....!"

Kau benar...Untuk sesaat aku memiliki mimpi juga.
Tapi angin musim panas datang dan mimpi itu menghilang seperti fatamorgana.
Mimpiku ini pergi...

Aku memberikan alasan,
"Meskipun ini bukan yang aku inginkan.
Tapi Bapaku akan senang jika aku tetap beke
rja di perusahaan."
Ya setidaknya ini setengah dari kesuksesan walaupun aku tidak senang...

"Seung Jo...apa yang akan kau lakukan dengan mimpimu! Mimpimu..."

Suaramu yang pedih untuk menyamankanku untuk hari ini.
Kau yang lebih terluka dari pada aku...
Air mata di mataku ini...
Kau memberiku kenyamanan dan rasa sakit ini menghilang.

Malam ini kami berdua sedih.
Bintang-bintang tidak dapat tidur...
Kau dan aku pun tidak dapat tertidur...

 
"Tuan Yoon memiliki cucu. Dan dia bertanya-tanya apakah kau tertarik untuk bertemu dengan cucunya itu?"

Kencan untuk imbalan dana investasi.
Aku pikir di dalam dunia bisnis, perkawinan demi bisnis ini sering terjadi...
Pertemuan demi uang...Pertemuan demi keuntungan...
Apakah aku harus terlibat dalam hal kotor ini juga?

Dalam rangka menyelamatkan perusahaan,
aku berfikir untuk melakukan sesuatu yang begitu rendah ini.

Tentu saja hidup di dunia ini tidak mudah.
Aku menyadari bahwa tidak peduli aku bekerja keras berusaha, maka aku tidak akan berhasil menghindar dari percikan air kotor ini.

Bapa pasti akan mendapatkan hal yang sulit.
Dengan dirinya...Seperti ini...
Masalah yang tidak dapat dia selesaikan....
Seberapa besar ketakutannya saat berkelahi melawan mereka?

Berfikir untuk menjadi seorang lelaki, seorang suami....
Beban hidup ini begitu banyak.
Dan aku pikir aku akan mati lemas.
Apa yang harus aku lakukan?
Bahkan, hari ini kau bekerja keras untuk keluargaku.
Dan aku justru bersiap-siap untuk pergi dari sisimu...

Apa yang harus aku lakukan?
Aku telah membuat Bapaku sakit hingga tidak ada lagi yang dapat kulakukan.
Karena aku sangat menyesal Bapaku terjatuh sakit karena keputusanku sendiri.

Mimpi Bapaku...
Waktu, Keringat dan Upaya yang dia perjuangkan.
Aku tidak dapat mengabaikannya begitu saja.
Semua karyawan di perusahaan sudah seperti keluarga
dan mereka bergantung padaku.
Ibu...Eun Jo...

Lalu bagaimana de
nganmu?
Ha Ni yah!

Hatiku yang terbuka untukmu ini terbuka atas keinginannya sendiri.
Apa yang harus aku lakukan?
Seekor anak burung yang baru lahir di hatiku ini terluka.
Rasanya sakit...
Sakit sekali...

Aku memutuskan.
Tidak peduli denan apa yang aku perlukan,
Aku akan menyingkirkanmu.
Aku harus menghapus semua kenangan ini.

Itu tidak apa-apa.
Ya ini akan baik-baik saja.
Ini hanya berjalan 2 tahun. Kenangan denganmu.

Aku dapat melupakan kenangan itu.
Aku harus melupakan kenangan itu.
Aku berusaha melupakannya.

Tapi hatiku ini terus tercabik,
seperti kertas yang basah.